BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan ini, kita tentunya tak lepas dari kebutuhan
jasmani dan rohani yang harus kita penuh agar kehidupan ini terlihat lengkap.
Namun bagaimana kita menyikapi kehidupan ini, kita kembalikan kepada diri kita
untuk menyelesaikannya karena sebagaimana kita lihat sekarang ini dari hari
demi hari masyarakat makin mengalami kemajuan dan semakin kompleks. Satu demi
satu bermunculan penemuan-penemuan baru, antara lain penemuan di bidang
teknologi, industri, dan sebagainya. Ketika kita tidak bisa menyeimbangkan
kebutuhan tersebut maka kita akan mengalami permasalahan yaitu tekanan bathin
bagi orang yang mengalami permasalahan tersebut.
Kesehatan mental merupakan sebuah disiplin ilmu yang berusaha membantu
mencegah secara preventif, korektif dan preservatif serta mencari cara-cara
mengadakan terapi yang lebih sempurna dalam menyembuhkan gangguan dan penyakit
mental. Meskipun dalam sejarah dikatakan bahwa kesehatan mental ini adalah ilmu
yang relatif baru, namun bisa memaparkan persoalan-persoalan yang selalu ada di
sepanjang kehidupan manusia. Karena manusia sejak lahir telah mempunyai
dorongan-dorongan naluriahyang membutuhkan kepuasan. Berdasarkan hal tersebut, kami akan mencoba
memaparkan tentang kesehatan mental dalam aspek-aspek dinamika manusia dan
kebutuhannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebutuhan manusia ?
2. Apa saja kebutuhan manusia ?
3. Apa pengertian dinamika manusia ?
4. Apa saja aspek-aspek khusus dalam dinamika manusia?
5. Apa pandangan psikologi terhadap dinamika manusia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
kebutuhan manusia.
2. Untuk mengetahui macam-macam
kebutuhan manusia.
3. Untuk mengetahui pengertian
dinamika manusia.
4. Untuk mengetahui aspek-aspek
khusus dalam dinamika manusia.
5. Untuk mengetahui pandangan psikologi
terhadap dinamika manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Manusia
Kebutuhan
manusia dapat diartikan sesuatu yang diinginkan atau diperlukan dalam kehidupan
manusia. Ada kebutuhan berarti ada kekurangan, dengan dorongan-dorongan yang
ada berusaha memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut. Kebutuhan yang sangat
utama ialah kebutuhan untuk kelangsungan hidup organisme manusia beserta
kebutuhan untuk meningkatkan atau menyempurnakan kesejahteraan kehidupan.
2.2 Macam-macam Kebutuhan Manusia
Kebutuhan
manusia terdiri dari :
a. Kebutuhan
biologis/ fisiologis
Kebutuhan biologis berarti sesuatu yang
diperlukan untuk hidup, sedangkan kebutuhan fisiologis sesuatu yang diperlukan
untuk tumbuhnya organisme terutama diawal kehidupan sehingga mencapai bentuk
yang khas. Dalam pertumbuhan selanjutnya untuk mencapai fisik yang sehat
membutuhkan berbagai sarana yang seimbang, misalnya dalam hal makan diperlukan
empat sehat lima sempurna. Kurang atau tidak terpenuhi kualitas dan kuantitas
yang cukup akan terjadi gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan bahkan
terancam eksistensinya. Yang termasuk kebutuhan biologis adalah makan, minum,
menghirup oksigen, istirahat atau tidur, dan seks. Salah satu contoh untuk
memenuhi dorongan lapar, individu harus makan. Untuk mendapatkan makanan yang
dikonsumsi memerlukan usaha-usaha yang rumitdan memerlukan proses yang panjang.
Untuk minum air yang sehat, menghirup udara yang segar juga diperlukan usaha
yang memadai, apalagi pemenuhan seks dengan kesadaran tidak melanggar norma.
Semua itu akan lebih sulit bila bersamaan timbulnya dorongan-dorongan lain yang
ingin dipenuhi.
b. Kebutuhan Psikologi
Kebutuhan psikologis
adalah kebutuhan yang diusahakan individu untuk memenuhi
dorongan-dorongan yang sesuai dengan keinginan, selera, sehingga memuaskan jiwa
atau mentalnya. Individu sebagai makhluk yang selalu berubah dari keadaan kini
menjadi keadaan yang akan datang. Dengan mengalami perubahan mungkin merasa
puas, senang, bahagia, karena apa yang terjadi sesuai dengan apa yang
diinginkan. Maka individu selalu ceria, percaya diri dan optimistis. Sebaliknya
bagi mereka yang tidak beruntung muram, rendah diri, karena keinginannya tidak
tercapai. Namun tidak semua individu yang mengalami kegagalan menjadi murung
dan pesimistis. Meski gagal tetap sabar, tegar dan seimbang serta mencari
cara-cara lain untuk mencapai cita-cita. Bila sepanjang kehidupan individu
lebih banyak diliputi rasa puas, bahagia, tentram, dan tetap seimbang dalam
kondisi apapun individu mengalami equilibrium.
c. Kebutuhan Sosiologis
Kebutuhan sosiologis
adalah kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial tentunya sering melakukan interaksi
sosial, saling membutuhkan, tolong menolong, bersahabat, bercinta, mereka
saling mengutamakan kerukunan. Namun sementara orang ada yang saling
membenci, bermusuhan, egois hanya mementingkan diri sendiri dan sejenisnya yang
berbentuk asosial. Hal ini terjadi bersumber dari individu-individu yang tidak
seimbang, dilanda ketidakpuasan, congkak, dan sombong, ingin menang sendiri,
bila dikaji, secara alami manusia sejak lahir atau bayi memnbutuhkan
pertolongan orang lain, tanpa bantuan, tanpa diasuh dengan kasih keberadaannya
akan terancam, apa lagi dalam mengaktualisasikan diri dengan usaha-usaha yang
gigih dan bertahap. Bagi individu yang sehat mentalnya dalam berinteraksi
menerima pengaruh-pengaruh secara selektif, bahkan dapat memberi andil dalam menegakkan
kerukunan yang positif dan inovatif.
d. Kebutuhan metafasis
Kebutuhan metafasis adalah
kebutuhan yang bersifat dinamis, otonomi kemerdekaan. Dengan kemampuan itu
manusia membuat kemungkinan masa mendatang, membuat rencana yang berarti. Tiap
pencapaian hasil biasanya merupakan titik tolak pada aktivitas baru, yang
mengarah pada tingkat kemanusia/ human.
Manusia selalu mempertahankan eksistensinya, sebab merasa dirinya mempunyai
arti di dalam kehidupan. Sebaliknya bila merasa tidak mempunyai arti, hidup ini
akan terasa hampa dan kosong diikuti keraguan dan ketakutan.
Manusia ingin
mempertahankan eksistensinya di manapun, di alam ini bahkan di atas ruang
waktu. Bentuk tertinggi dalam pemberian arti bagi dirinya, bahwa akunya dalam
hubungannya terhadap Maha Pencipta ingin bersatu/ kembali dengan Maha Abadi/
Absolut. Berarti manusia mempunyai kebutuhan fundamental pada nilai-nilai
metafisik.
Empat
kebutuhan yang dijelaskan diatas merupakan bentuk pelaksanaan dalam jalin-menjalin
yang mempengaruhi pembentuk kepribadian manusia. Dengan demikian dapat kita
pahami bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa ada rasa yang menyelimuti pada
diri, yaitu kebutuhan jasmaniah dan rohaniyah yang tentunya tanpa keduanya
tersebut seseorang tidak bisa merasakan kehidupan ini secara sempurna.
2.3 Dinamika Manusia
Dinamika manusia dalam kesehatan
mental adalah sesuatu yang erat hubungannya dengan tekanan-tekanan batin,
konflik-konflik pribadi dan komplek terdesak yang terdapat pada diri manusia.
Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering sangat mengganggu
ketenangan hidup seseorang dan kerap kali menjadi pusat pengganggu (storings
centrum).
Oleh karena itu, manusia
melakukan beberapa usaha untuk mendapatkan keseimbangan jiwa , dan bentuk kepribadian
yang terintegrasi dengan baik, serta mampu memecahkan segala kesulitan hidup
dengan kepercayaan diri dan keberanian.
Dan selama manusia itu
masih bisa menemukan jalan keluar yang wajar untuk memecahkan problem hidupnya
serta pemenuhan segenap kebutuhannya, selama itu akan terdapat kesehatan dan
kebutuhan mental. Sebab, kekenyangan / kepuasan jasmaniah dan kpuasan psikis
dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan organic dan sosial itu merupakan alas
fundamental bagi kesehatan mentalnya.
2.4
Aspek-aspek khusus dari dinamika manusia
Setiap tingkah laku
manusia itu merupakan menifestasi dari beberapa kebutuhan dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi tingkah laku itu merupakan satu kesatuan
perbuatan yang berarti. Tujuan atau objek dari kebutuhan itu menonjolkan arti
yang sebenarnya dari tingkah laku manusia. Beberapa peristiwa penting
menentukan corak tingkah laku, antara lain :
- Autonomi Fungsionil
Pada
autonomi fungsionil ini terjadi satu trauma. Trauma atau kejadian traumatis itu
adalah luka jiwa yang dialami seseorang, disebabkan oleh satu pengalaman yang
sangat menyedihkan atau melukai jiwanya.Sehingga karena pengalaman tersebut
hidupnya sejak saat itu berubah secara radikal dan mendapatkan satu insight
baru , serta mengalami kenaikan atau makin menurunnya niveau kehidupan.
Pengalaman
tersebut dapat bersifat jasmaniah dan dapat pula berupa pengalaman yang
bersifat psikologis. Satu pengalaman yang begitu mencekam diri kita, mempunyai
arti dinamis yang sangat besar. Dinamik dari situasi demikian ini menjadi satu
kekuatan yang autonom.
Trauma
, pengalaman hidup yang dahsyat itu berperan penting dalam kehidupan seseorang
. sebab merupakan kejadian baru yang sangat mengejutkan. Sehingga trauma
tersebut memberikan arah hidup yang lain dan memberikan satu prospek baru.
- Pertumbuhan Bentuk Pemuasan Kebutuhan
Sejak
lahir, bayi itu belajar memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang organis dan sosial
(human cultural sifatnya) dengan cara tertentu. Milieu kebutuhan itu
mempengaruhi cara seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Cara
pemenuhan kebutuhan itu ditampilkan dalam bentuk kebiasaan dan
perbuatan-perbuatan. Lambat laun akan timbul bentuk-bentuk tingkah laku
kebiasaan baru untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, jika pola baru tadi
ternyata lebih efisien dari pola yang lama. Dengan demikian akan lenyap
bentuk-bentuk tingkah laku lama. Jadi banyak kebutuuhan-kebutuhan manusia itu
kehilangan nilai dinamisnya karena tidak lagi bisa memenuhi perkembangan
kebutuhan dan pola kebutuhan baru dari pribadi tersebut.
Kelangsungan
yang ada pada diri manusia ialah bertumbuhnya kebutuhan-kebutuhan baru dalam
proses syntheses/integrasi yang baru. Oleh karena itu manusia mempunyai
kecenderungan untuk terus menerus mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki
prestasinya. Dia juga berusaha untuk mengatasi keadaan dirinya : I’homme passé
infiniment I home (manusia itu tidak habis-habisnya selalu berusaha mengatasi
kemanusiaannya).
Inilah
bentuk realisasi diri dari manusia yang khas sifatnya. Dia berusaha membuat
sesuatu dari potensi-potensi hidupnya dan dari dirinya sendiri.
- Frustasi
Keadaan
dimana seseorang sedang kalut, terlalu banyak masalah, tekanan, atau suatu
harapan yang diinginkan tidak dapat terpenuhi. Frustasi ini dapat mengakibatkan
berbagai bentuk tingkah laku. Dia dapat melempar dan menghancurkan dirinya
sendiri maupun dapat memotivasi dirinya untuk memulai perjuangan baru. Jadi,
frustasi itu dapat menimbulkan situasi yang menguntungkan(yang positif) tapi
juga dapat menimbulkan situasi yang merusak(yang negative).
Bentuk reaksi frustasi yang sifatnya
membangun atau positif adalah sebagai berikut :
1. Mobilisasi dan Penambahan Kegiatan
Frustasi
itu dapat memobilisir seluruh kepribadian dan memaksa mengaktualisasikan
potensi-potensi lama dan potensi-potensi baru. Kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi tantangan. Tantangan
ini dapat terlalu berat, maka terjadilah kegagalan dan kemusnahan yang tragis
namun ada pula tantangan yang terlalu ringan atau kecil sifatnya, maka
terjadilah keberhentian atau dekadensi psikhis pada manusia.
2. Besinnung (berfikir secara mendalam
disertai wawasan jernih)
Besinnung
yaitu berfikir secara lebih dalam dengan wawasan yang lebih tajam serta
menggunakan akal budi dan kebijaksanaan. Sehingga tersusun satu reorganisasi
dari aktifitas manusia. Besinnung memanggil perspektif-perspektif baru,
memberikan kemungkinan-kemungkinan lain dan memberikan kesempatan untuk menilai
arti dari frustasi tersebut menurut porsi sebenarnya.
3. Resignation
Resignation
adalah tawakal dan pasrah pada Illahi. Pasrah dan menerima situasi dan
kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang rasionil dan sikap ilmiah. Sikap
ilmiah itu antara lain mencakup mampu melakukan koreksi terhadap kelemahan
sendiri, tidak picik pandangannya, bersikap terbuka, sanggup menerima kritik
dan saran, berani mengakui kesalahan sendiri, jujur serta objektif.
4. Membuat Dinamis Irriil Satu
Kebutuhan
Kebutuhan-kebutuhan
tertentu dapat mengalami atrofi, yaitu bisa lenyap dengan sendirinya karena
sudah tidak diperlukan atau tidak sesuai dengan kecenderungan pribadi saat itu.
5. Kompensasi atau Subtisusi dari
Tujuan-tujuan
Kompensasi
ialah usaha menggantikan atau usaha mengimbangi. Kegagalan seseorang dalam satu
bidang dialihkan pada usaha pencapaian sukses di bidang lain. Perasaan rendah
diri dan perasaan kalah yang disebabkan oleh kelemahan, kegagalan, dan cacat
sendiri, diusahakan mengimbangi atau menghilangkannya dengan bekerja lebih giat
untuk mencapai satu prestasi dan kecakapan khusus di bidang lain. Lalu
dihidupkan satu spirit perjuangan baru yang agresif dan tidak mau menyerah.
6. Sublimasi
Sublimasi
adalah usaha untuk mensubstitusikan atau mengganti kecenderungan-kecenderungan
yang egoistis, nafsu-nafsu seks yang animalistis, dorongan-dorongan biologis
yang primitive dan aspirasi-aspirasi sosial yang tidak sehat, kepada tingkah
laku yang lebih tinggi atau luhur, yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas.
2.5 Pandangan
Psikologi Terhadap Dinamika Manusia
Seorang ahli
Psikologi Dinamika dari Amerika Serikat, Percival. M. Symonds menyimpulkan
hasil pengamatannya bahwa manusia itu sebenarnya adalah suatu organisme
(makhluk hidup) yang di dalam dirinya terjadi proses dari pada tenaga atau
nafsu-nafsu yang mendorong mencapai kepuasan dalam dunia sekitarnya. Pada
dasarnya manusia itu dirangsang oleh kebutuhan jasmaniyahnya (fisiologis) dan
kebutuhan tersebut merupakan dasar dari pada tingkah lakunya. Individu manusia
yang telah matang usianya yang berfikir dan yang dapat menguasai proses
tersebut memungkinkan baginya untuk menemukan cara-cara untuk memenuhi
kebutuhan jasmaniyahnya dengan melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan
sekitar. Dengan demikian barulah manusia dapat menduduki tempatnya yang wajar
dalam masyarakat sebagai anggota yang wajar pula. Bilamana manusia telah
mencapai kondisi sedemikian itu, maka barulah ia dapat kepuasan terhadap
kebutuhan hidupnya.
Semua
pendapat di atas bilamana kita perhatikan benar-benar maka dapat disimpulkan
bahwa manusia memiliki seluk beluk kehidupan rohaniyah yang sangat pelik
meskipun sukar diketahui hakekatnya, tetapi sangat menarik untuk dipelajari.
Barang siapa dapat memahami seluk beluk hidup kejiwaan seseorang, berarti ia
dengan mudah mengetahui hidup kejiwaannya sendiri. Dan dengan mengetahui hidup
kejiwaan orang lain dan diri sendiri itulah maka ia akan dapat mengenal
Tuhannya.
Dengan
demikian ia akan mampu menciptakan kehidupan yang harmonis (berimbang) antara
hubungannya dengan Tuhan dan dengan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan manusia adalah sesuatu yang diinginkan atau diperlukan dalam
kehidupan manusia. Kebutuhan yang sangat utama adalah kebutuhan untuk
kelangsungan hidup organisme manusia beserta kebutuhan untuk meningkatkan atau
menyempurnakan kesejahteraan hidup.
Kebutuhan manusia meliputi empat bagian , yaitu kebutuhan biologis/ fisiologis, kebutuhan psikologis, kebutuhan sosiologis, kebutuhan
metafisis. Empat kebutuhan ini pelaksanaannya mempengaruhi pembentukan
kepribadian seseorang.
Dinamika manusia adalah suatu
organisme yang di dalam dirinya terjadi proses dari pada tenaga atau
nafsu-nafsu yang mendorong mencapai kepuasan dalam dunia sekitarnya yang
tentunya harus ada keseimbangan antara kebutuhan jasmaniyah dan rohaniyah.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad, H. 1976. Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan
Rohaniyah Manusia. Jakarta : Bulan
Bintang.
Burhanuddin,
Yusak. 1999. Kesehatan Mental. Bandung : C.V Pustaka Setia, Cet 1.
Sundari, Siti,
HS. 2005. Kesehatan Mental dalam
Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta
Symonds,
Percival, M. 1949. Dynamic Psychology.
New York : Appleton Century Croft, Inc.
Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.
BalasHapus